Saturday, December 17, 2005

Permainan untuk direnungi





Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya.

Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam.Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka katalah
"Pemadam!" Murid-muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian
mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat.

Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik, sekarang perhatikan.

Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam,maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi,tentu saja
murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya.

Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang Beberapa saat, permainan berhenti.Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.
"Murid-murid, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang haq itu haq,yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya. Namun kemudian,
musuh-musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat
laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya.

Ibu!





Ketika berusia setahun , ibu suapkan makanan dan mandikan kita. Cara kita ucapakn terima kasih kepadanya hanyalah dengan menangis sepanjang malam.


Apabila berusia 2 tahun, ibu mengajar kita bermain..kita ucapkan terima kasih dengan lari sambil ketawa terkekeh-kekeh apabila dipanggil.

Menjelang usia kita 3 tahun, ibu menyediakan makanan dengan penuh
rasa kasih sayang..kita ucapkan terima kasih dengan menumpahkan makanan ke lantai.

Ketika usia 4 tahun , ibu membelikan sekotak pensil warna, kita ucap
terima kasih dengan menconteng dinding.

Berusia 5 tahun, ibu membelikan sepasang pakaian baru, kita ucapkan
terima kasih dengan bergolek-golek dalam lopak kotor.


Setelah berusia 6 tahun , ibu memimpin tangan kita ke sekolah, kita ucapkan terima kasih dengan menjerit : Tak nak ! Taknak !

Apabila berusia 7 tahun, ibu belikan sebiji bolaàcara mengucapkan terima kasih ialah kita pecahkan tingkap jiran.

Menjelang usia 8 tahun , ibu belikan ais krim , kita ucapkan terima kasih dengan mengotorkan pakaian ibu.

Ketika usia 9 tahun, ibu menghantar ke sekolah..kita ucapkan terima kasih kepadanya dengan ponteng kelas.

Berusia 10 tahun , ibu menghabiskan masa sehari suntuk menemankan kita kemana sahaja.. kita ucapkan terima kasih dengan tidak bertegur sapa dengannya.